Harus diakui, perkembangan teknologi
dan lingkungan yang berbeda daripada generasi sebelumnya berdampak pada
perkembangan remaja masa kini. Termasuk pengetahuan dan informasi soal
seksualitas.
Makin mudahnya akses informasi
menjadikan anak dan remaja masa kini cenderung lebih cepat mengenal
seks. Tapi, banyak orangtua yang masih risih membicarakan pendidikan
seks dalam keluarga.
Psikolog seks Zoya Amirin mengatakan,
kian maraknya perilaku seksual tak sehat di kalangan remaja menjadi
keprihatinan tersendiri. Karenanya, sebagai lingkungan yang dikenal
anak pertama kali, keluarga bisa menjadi sumber pendidikan seks yang
positif.
“Orangtua telah melalui masa-masa yang
dialami anak-anak mereka. Maka, seharusnya dengan memahami kondisi anak
dan remaja. Orangtua bisa berbagi sekaligus mendidik bagaimana
menyikapi perubahan yang terjadi pada diri anak,” ucapnya kepada VIVAlife belum lama ini.
Psikolog seks yang juga menjadi dosen
di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia ini
menyontohkan, ayah dan ibu bisa berperan sebagai teman saat terjadi
perubahan fisik dan seksual pada buah hati.
Ayah bisa berperan sebagai sahabat anak
laki-laki saat si anak mengalami pubertas atau mengalami mimpi basah.
“Ayah bisa bilang setelah mengalami mimpi basah, kita tertarik dan
terangsang melihat perempuan. Sehingga usahakan agar bila memiliki
pacar berada di tempat ramai agar tak menjurus ke seks,” ujarnya.
Peran ibu dalam pendidikan seks dalam
keluarga menjadi penting saat anak memasuki masa menstruasi. “Kalau
anak perempuan mens, ibu harus memberi pengertian bahwa anak perempuan
akan mulai naksir lawan jenis dan mereka pun bisa hamil,” katanya.
Dari situ, orangtua bisa mengarahkan
anak agar mampu menolak lawan jenis yang mereka sukai, mendeteksi dan
menolak pelecehan seksual yang dilakukan orang lain kepada mereka.
Dengan membicarakan seks secara sehat
dalam keluarga, bukan saja anak mendapat informasi yang benar, mereka
juga memahami mengapa terjadi perubahan pada tubuh mereka.
“Anak juga cenderung lebih terbuka
kepada orangtua tentang aktivitas asmara mereka, ketimbang mereka
memperoleh informasi dari luar seperti teman dan internet yang belum
tentu benar.”
0 komentar:
Posting Komentar