Kamis, 25 Oktober 2012
0 Cara Menjadi Investor
Efek dari menjamurnya seminar atau training entrepreneurship adalah banyaknya orang yang ingin berbisnis. Apakah banyak pula yang berhasil? Banyak. Tetapi, menurut saya, lebih banyak lagi yang kandas alias bangkrut. Apalagi banyak yang mengira bahwa berbisnis itu sama dengan menjadi investor. Padahal, berbisnis dan menjadi investor adalah hal yang sangat berbeda.
Mereka yang kandas umumnya karena ingin cepat kaya, tetapi tidak mau berkeringat. Mereka sedang berproses dan berlatih, tetapi sudah merasa menjadi pebisnis sejati. Mereka sebenarnya investor amatiran tetapi merasa pelaku bisnis. Mereka menjadi investor tetapi tanpa punya pengalaman bisnis yang cukup. Itu sebanyak pada akhirnya mereka bangkrut.
Menurut pengalaman saya, pada tahap awal mulailah dengan menjadi pebisnis bukan investor. Anda harus mau berkeringat. Anda harus terlibat dalam bisnis dan tidak hanya duduk santai kemudian mendapat setoran keuntungan setiap bulan. Anda perlu “jam terbang” atau paham proses bisnis. Mungkin sebagian Anda ada yang berpikir, “Wah, saya tidak ahli bisnis pak, makanya saya jadi investor. Kalau dijalani sendiri nanti bangkrut.”
Bangkrut ketika Anda menjadi pebisnis itu jauh lebih baik. Mengapa? Karena Anda mendapat pengalaman dan menambah “jam terbang.” Anggap saja uang Anda yang hilang saat Anda berbisnis itu biaya belajar. Sedangkan bila Anda menjadi investor dan kemudian bangkrut, Anda tidak mendapat pengalaman bisnis yang berarti, padahal uang Anda raib dan tidak kembali. Yang lebih menyakitkan, bila ternyata Anda investasi dengan dana milik istri, mertua dan saudara. Ini bukan biaya belajar tetapi biaya kebodohan, Anda ditipu.
Ciri-ciri penipu ini sebetulnya mudah dikenali. Biasanya mereka menawarkan investasi kepada Anda dengan tingkat keuntungan yang tinggi. Seolah-olah tidak ada risiko kerugian yang dihadapi. Orang yang mengaku pelaku bisnis ini pun sebenarnya tidak punya reputasi bisnis yang memadai. Ia ahli memberikan janji padahal tidak ahli dalam mengelola dana investasi.
Apa tidak boleh menjadi investor? Tentu boleh, tetapi jadilah investor ketika Anda sudah punya pengalaman bisnis, bukan saat Anda sedang belajar. Dengan “jam terbang” yang Anda miliki maka Anda tidak mudah tertipu. Anda lebih hati-hati menginvestasikan setiap rupiah yang Anda punya. Hidup itu berproses, nikmatilah prosesnya maka hasilnya tidak mudah sirna…
Sumber : www.jamilazzaini.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar