WAHAI MENANTUKU
aku hanyalah seorang ibu yang berbicara atas nama diriku sendiri
dengan melihat putriku sebagai istrimu dan engkau sebagai menantuku.
bila engkau membaca pesan ini semoga engkau melihat pula bayang wajah
ibu yang telah mengandung dan melahirkanmu, berdiri bersamaku tepat
dihadapanmu.
WAHAI MENANTUKU
bukankah engkau sudah berjanji akan menjadi imam dunia akherat untuk
putriku. bukankah engkau juga telah bersumpah untuk membawanya hingga ke
baka dan memberinya satu tiket ke surga.
WAHAI MENANTUKU:
bila ada kelemahan dari istrimu dan seribu lagi keburukan yang
dilakukannya akibat kelemahan dan juga karena kekurangan darinya,
bukankah menjadi tugasmu untuk mendidiknya sekarang, begitu yang
seharusnya.
WAHAI MENANTUKU:
Seorang suami tak boleh membiarkan mata istrinya basah walau hanya
serupa tetesan embun dini hari. bukankah engkau sebagai suaminya yang
harus melindunginya dengan rasa tentram dan aman. maka berikanlah
keteduhan bagi jiwanya.
WAHAI MENANTUKU:
engkau suami yang dipilih Tuhan untuk putriku, bersabarlah terhadap
istrimu dan tetaplah bersikap lemah lembut padanya. bukankah engkau
menikahinya atas nama Tuhanmu maka sayangi dan peliharalah istrimu
dengan jalan Tuhan.
WAHAI MENANTUKU:
sebagian besar penghuni neraka adalah perempuan dan itu disebabkan
mereka durhaka terhadap suaminya, maka selamatkanlah istrimu dari dosa
yang lebih besar. bukankah nantipun engkau akan ditanya tentang tanggung
jawab bagaimana kau mengurus mereka dan menjaga jalan surga untuk bisa
di lalui oleh yang harus kau bawa serta.
WAHAI MENANTUKU:
engkau di ijinkan menghukum istrimu sewajarnya namun janganlah
mengenai wajahnya dan jangan pula menyentuh tubuhnya hingga meninggalkan
jejak luka. janganlah menghardiknya dengan kata-kata kasar dan umpatan
yang merendahkan seolah engkau turut menistakan dirimu sendiri sebab ia
juga adalah pakaianmu…
Semoga keluarga kalian bisa menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warahmah, Aamiin
Rabu, 06 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar