Sindrom patah hati adalah sebuah kondisi yang
diyakini menyebabkan gagal jantung pada orang yang mengalami stres.
Ternyata, kondisi ini sebenarnya berfungsi melindungi jantung dari
paparan adrenalin dalam jumlah tinggi.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Circulation menjelaskan bahwa takotsubo cardiomyopathy
atau disebut juga 'sindrom patah hati' terjadi karena stres emosional
yang berat. Biasanya gangguan ini dialami orang yang kehilangan
seseorang yang disayangi akibat kematian atau perpisahan.
Sekitar
1 - 2% orang yang awalnya diduga menderita serangan jantung ternyata
ditemukan memiliki sindrom ini. Ternyata, gangguan ini sebenarnya
merupakan mekanisme pertahanan jantung dari limpahan hormon adrenalin
yang bisa berakibat fatal.
Peneliti dari Imperial College London
mensimulasikan kondisi ini pada hewan. Hasilnya menunjukan bahwa tubuh
merespon adrenalin lewat mengalihkan fungsi normal jantung dengan cara
mengurangi kekuatan memompa. Respon terhadap adrenalin ini diduga
dilakukan untuk melindungi jantung dari adrenalin kadar tinggi yang
dilepaskan tubuh ketika stres.
Pasien dengan sindrom patah hati
kebanyakan adalah wanita tua. Biasanya gejala yang dialami menyerupai
serangan jantung, tapi hasil pemeriksaan tidak menemukan adanya
penyumbatan di arteri koroner. Jantung akan terlihat seperti balon
disebabkan bagian bawah jantung tidak berkontraksi dengan benar. Kondisi
ini juga terlihat pada orang yang disuntik adrenalin untuk mengobati
reaksi alergi yang parah.
Dalam penelitian, peneliti meniru
kondisi tersebut dengan cara menyuntikkan adrenalin dosis tinggi pada
tikus yang sudah dibius. Seperti halnya pada pasien sindrom patah hati,
kontraksi otot jantung ditekan ke bagian bawah jantung. Para peneliti
menemukan bahwa mekanisme ini melindungi jantung dari rangsangan
adrenalin berlebihan yang bisa berakibat fatal.
"Perangsangan
adrenalin di jantung penting untuk membantu mendapatkan lebih banyak
oksigen dalam situasi stres, tetapi dapat merusak jika berlangsung
terlalu lama. Pada pasien sindrom patah hati, adrenalin bekerja dengan
cara berbeda dan melindungi jantung agar tidak merespon secara
berlebihan," kata kata Profesor Sian Harding dari National Heart dan
Lung Institute (NHLI ) di Imperial College London seperti dilansir Sciene Daily, Kamis (28/6/2012).
Dr
Alexander Lyon, ahli jantung dan konsultan di Royal Brompton Hospital
mendirikan layanan pertama di Inggris yang berfokus merawat pasien
sindrom patah hati. Menurutnya, mekanisme penanganan pasien dengan
sindrom ini belum diketahui sepenuhnya.
"Temuan ini sangat
bermanfaat. Kami telah mengidentifikasi suatu terapi obat yang mungkin
bisa membantu. Tetapi hal yang paling penting adalah mengenali kondisi
dan tidak membuatnya menjadi makin buruk dengan memberikan pasien obat
seperti adrenalin," kata dr Lyon.
Sumber
Sabtu, 30 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar